Surabaya – Dalam rangka memperingati 43 tahun perjalanan organisasi, Ikatan Alumni Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (IKA Permahi) menggelar reuni dan temu alumni nasional bertajuk “Bersama Permahi Membangun Peradaban Hukum Indonesia Paripurna”, Sabtu (20/9/2025) di Hotel Grand Swiss-Belhotel Darmo, Surabaya.
Acara ini menjadi momentum refleksi sejarah dan konsolidasi kekuatan alumni serta kader aktif Permahi dari seluruh Indonesia. Ketua Umum IKA Permahi, Srimiguna, dalam sambutannya menegaskan bahwa Permahi telah menjadi ujung tombak perjuangan dan penegakan hukum di Indonesia selama lebih dari empat dekade.
“Kami di IKA Permahi mendukung kepemimpinan tunggal. Jangan sampai terjadi dualisme yang hanya akan melemahkan organisasi. Permahi harus menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi penegak hukum yang kompeten dan berintegritas,” ujar Srimiguna yang akrab disapa Bunda Srim.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai perjuangan dan semangat kaderisasi sebagai fondasi utama organisasi.
Hal senada disampaikan oleh Firman Djaya Daili, alumni Permahi dari DPC Yogyakarta yang kini aktif sebagai advokat. Ia menekankan pentingnya sistem kelembagaan dan penguatan kaderisasi di semua tingkat struktur organisasi, mulai dari komisariat hingga DPC.
“Tidak ada kepemimpinan tanpa melewati sistem kelembagaan yang kuat. Kaderisasi adalah jantung organisasi. Tanpa itu, Permahi akan kehilangan identitasnya,” ungkap Firman.
Kegiatan reuni ini berlangsung sukses berkat sinergi antara kader aktif DPC Permahi Surabaya dan kepengurusan IKA Permahi. Kolaborasi yang terjalin menunjukkan kepedulian para alumni dalam mendampingi proses kaderisasi yang sedang berjalan.
Dossy Iskandar, tokoh hukum nasional sekaligus mantan anggota DPR RI, turut hadir dan memberikan pandangan inspiratif. Menurutnya, keberadaan Permahi menjadi penyejuk di tengah berbagai kemerosotan dalam sistem hukum nasional.
“Berhimpun di Permahi adalah bentuk kontribusi nyata dalam memperkuat penegakan hukum di Indonesia. Organisasi ini menjadi bagian penting dari masa depan hukum nasional,” ujarnya.
Dossy juga menekankan pentingnya solidaritas antarkader dan lintas generasi dalam menjaga keberlanjutan perjuangan organisasi. Ia mengajak seluruh alumni dan kader untuk membuang sekat-sekat perbedaan dan bersatu dalam visi besar membangun hukum Indonesia yang adil dan beradab.
Yudo Adianto Salim, mantan Ketua Umum DPC Permahi Surabaya, menambahkan bahwa kaderisasi merupakan pondasi utama keberlangsungan organisasi.
“Kaderisasi adalah jantung organisasi. Ia menyumbang peran besar dalam memastikan roda organisasi tetap berjalan dan melahirkan kader-kader hukum yang profesional dan berpegang teguh pada nilai-nilai keadilan,” kata Yudo yang kini dikenal sebagai advokat muda.
Sementara itu, Ketua Umum DPC Permahi Surabaya, Haikal Shamim Waskito, menyatakan komitmennya untuk menjaga marwah kaderisasi di tubuh Permahi. Ia menyampaikan apresiasi kepada para senior yang tetap konsisten mendukung perjuangan kaderisasi di tengah tantangan zaman.
“Saya sangat mengapresiasi kepedulian para senior. Dukungan ini menjadi motivasi besar bagi kami di tingkat DPC untuk terus melahirkan kader terbaik yang siap memperjuangkan keadilan di Indonesia,” tegas Haikal.
Reuni nasional ini menjadi bukti bahwa Permahi bukan sekadar organisasi mahasiswa, melainkan sebuah gerakan intelektual hukum yang konsisten berkontribusi bagi bangsa. Di usia ke-43, semangat perubahan dan semangat penegakan hukum tetap menyala, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. (OR-Rls)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |