Close
Close

Gubernur Ungkap Pencemaran Merkuri dan Cianida dari Gunung Botak Telah Capai Titik Ekstrim

Namlea - Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa ungkapkan, kalau pencemaran merkuri dan asam sianida akibat aktifitas tambang ilegal Gunung Botak telah mencapai titik ekstrim. 


Ditemui usai peletakan bayu pertama pembangunan RSUD Tipe C di Kota Namlea, Kamis siang (17/7/2021), Gubernur Hendrik Lewerissa beberkan (HL), bahwa hasil penelitian terakhir, Kawasan Kabupaten Buru sudah hampir tercemar merkuri dan asam sianida. 


"Dalam radius yang sangat luas dan kondisi yang sangat ekstrim. Ini berbahaya sekali," beber HL.


Untuk itu, selalu Gubernur, HL tegaskan, tidak bisa membiarkan praktek ilegal yang menimbulkan kehancuran lingkungan yang berdampak sangat- sangat buruk kepada  manusia, lingkungan, baik itu hewan, tumbuh tumbuhan, air sungai, laut dan sebagainya. "Tidak boleh itu, " pungkas HL. 

#Secepatnya GB Ditutup

Karena itu, Pemerintah Propinsi Maluku tetap konsisten untuk menutup paksa aktifitas tambang ilegal di Gunung Botak. 


Negara yang memiliki kuasa pertambangan. UUD 45, konstitusi memberikan kewenangan kepada negara untuk menguasai segala sumber daya yang ada dalam bumi ini. Bumi air dan kekayaan alam dikuasai oleh negara  


Tapi negara menghormati keberagaman masyarakat adat. Hak hak ulayat juga dihormati. 


Namun negara tidak boleh kalah karena negara juga punya hak untuk mengatur. Dalam konteks Gunung Botak, lanjut HL, telah diketahui banyak korban sudah berjatuhan. Maupun dampaknya nanti. 


HL akan bergerak bersama kepolisian dan TNI, akan menunjukan otoritas sebagai pemerintah untuk menutup aktifitas ilegal di GB. 


Soal teknis, HL percayakan kepada polisi bagaimana caranya menutup Gunung Botak. 


"Kalau pasokan cianida dan merkuri ditutup kan tidak akan ada hasilnya. Mereka mau olah pakai apa. Kalau penadah emas ditertibkan, mereka mau jual ke mana," imbuh HL. 


Beberapa jam berada di RSUD Namlea, HL menyaksikan sendiri ada korban yang dirawat akibat terpapar Adam sianida Gunung Botak. 


Secara spontan HL langsung memberikan arahan kepada Kapolres Buru, AKBP Sulastri Su kijang untuk segera menutup tambang ilegal Gunung Botak. Dan dijawab oleh kapolres dengan kata siap. 


"Saya menyaksikan dengan mata saya sendiri korban yang dirawat karena terpapar sianida, karena aktifitas di Gunung Botak. Masa kita harus berdiam diri terhadap kondisi ini, " tangan HL. 


"Sebagai pemerintah propinsi, sebagai pemerintah kabupaten, sebagai representasi negara, masa kita harus berdiam diri terhadap kejadian ini, " sambung HL. 


Jika ada pihak pihak yang menolak langkah penertiban Gunung Botak,maka HL patut pertanyakan motivasi mereka. 


"Berarti mereka menginginkan begitu banyak korban berjatuhan. Mereka menginginkan lingkungan kita tercemar secara ekstrim dan berbahaya bagi hewan dan manusia serta lingkungan dan masa depan bukan cuma generasi hari ini, tapi generasi ke depan,"tanggap HL. 


Ditanya sikapnya setelah melihat ada pasien yang terpapar sianida dari tambang Gunung Botak, dengan mantap HL katakan, itu semakin  meneguhkan sikapnya sebagai gubernur, sebagai pemerintah untuk konsisten melakukan penertiban di Gunung Botak. 


"Secepatnya akan kita tutup, " kata HL. (LTO)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama