Namlea - Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin meletakan batu pertama pembangunan RSUD Tipe C di Kota Namlea, Kabupaten Buru, Kamis (17/7/2025).
Dalam sambutannya sebelum meletakan batu pertama pembangunan RSUD Tipe C yang berlokasi di Pantai Lala, Namlea, Ibukota Kabupaten Buru itu, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan ia hadir di dana untuk merealisasikan satu dari tiga program Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
Dijelaskan, dalam tempo dua tahun ini akan dibangun Rumah Sakit (RS) tipe C sebanyak 66 unit. Tahun 2025 sebanyak 32 RS dan tahun 2026 nanti sebanyak 34 RS.
RS Tipe C yang mulai dibangun di Namlea ini adalah yang ke 21 dan minggu depan RS ke 22 akan mulai dibangun di Bulomongundo, Sulawesi Utara.
Menurut Budi Gunadi, ke 32 RS yang dibangun di tahun 2025 ini telah dilakukan pra lelang di tahun lalu dan mulai jalan Januari 2025.
66 rumah sakit tipe C ini akan dibangun dalam tempo dua tahun. 32 RS tahun ini dan 34 tahun depan.
"Ini adalah RS ke 21 yang saya Grand waiting sejak Januari lalu. sebelum awal tahun kita sudah lelang dan Januari sudah mulai jalan," ujarnya.
Budi Gunadi kemudian menyentil penyakit yang menyebabkan kematian paling tinggi di Indonesia, nomor 1 stroke, nomor 2 jantung, nomor 3 kanker, nomor 4 ginjal dan kematian ibu - anak.
Tingginya tingkat kematian akibat beberapa hal di atas harus diatasi bersama dan sebagai Menkes, Budi sangat berkomitmen untuk mengatasi hal ini.
Beberapa saat sebelum meletakan batu pertama pembangunan gedung RS yang baru, Budi dan rombongan juga sempat menengok para pasien yang dirawat di RSUD Namlea dan menyaksikan ada yang menderita stroke.
Menemukan pasien penderita gejala stroke seperti ini, untuk memeriksa sangat membutuhkan alat yang namanya citiscan.
Namun karena di rumah sakit tersebut tidak punya peralatan Siti scan, dokter yang ngobatin pasien hanya coba-coba.
Peralatannya tidak ada di RS di Buru, tapi kalau pasien mau dibawa ke RS yang ada City scan, juga membutuhkan waktu terlalu lama. Sedangkan pasien harus segera ditangani kurang dari dua jam saat menderita gejala tersebut.
Contoh kasus seperti itu yang banyak terjadi bukan hanya di Kabupaten Buru yang menyebabkan para penderita cacat seumur hidup akibat telat ditangani.
Terhadapnya satu pasien yang tadi sempat ditengoknya, Budi telah meminta kepada Bupati Buru, Ikram Umasugi, agar pasien tersebut ditujukan ke RS Leimena Ambon dan biayanya akan ditanggung langsung oleh Kementrian Kesehatan.
Di hadapan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, Bupati dan para tamu undangan yang hadir, Menkes Budi Gunadi tegaskan, nantinya RS yang dibangun ini akan dilengkapi dengan peralatan City scan, sehingga ke depan pasien stroke tidak perlu lagi dibawa keluar dari Kabupaten Buru.
Berbagai peralatan modern juga akan dilengkapi di rumah sakit tersebut, mulai dari peralatan untuk penanganan sakit jantung dan alat cuci darah untuk pasien sakit ginjal serta peralatan inkubator dan lainnya.
"Nanti pada rumah sakit yang akan dibangun ini ada peralatan cuci darah. Nah, itu semua dikasih oleh Bapak Presiden Prabowo. Nanti semua rumah sakit yang dibangun ini standarnya sama dengan rumah sakit di Jawa," jelas Budi.
Di hadapan gubernur dan bupati, Menkes Budi hanya minta agar daerah menyiapkan tenaga dokter spesialis minimal tujuh dan harusnya ditambah dua spesialis lagi, ahli saraf dan ahli jantung.
Menyangkut tenaga dokter spesialis ini, Budi sarankan agar kepada Bupati agar mencari putra-putri asli daerah itu untuk disekolahkan mengambil spesialis.
Di sarankan pula agar ke depan dokter spesialis untuk semua keahlian, minimal harus dua orang .
Sebelum mengakhiri sambutannya, Menkes Budi Gunadi juga berpesan kepada Bupati, bahwa sebagus-bagusnya rumah sakit, sepintar-pintarnya kita menyembuhkan orang sakit, akan jauh lebih bermanfaat kita bisa menjaga rakyat kita tetap sehat. "Kita bisa menjaga rakyat kita jangan sampai sakit,"ujar Budi Gunadi.
Untuk itu lanjut, Budi Gunadi program chek kesehatan gratis itu juga sangat penting. " Tolong di chek kesehatan gratis. Jangan dibiarkan sakit dahulu, "tekankan Budi Gunadi.
Sebelum itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dalam sambutannya tak kuasa menahan air mata.
Dengan suara bergetar, ia menggambarkan betapa beratnya perjuangan masyarakat Pulau Buru yang selama ini harus menempuh perjalanan laut berjam-jam hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan lanjutan di Ambon.
“Ini bukan sekadar bangunan fisik. Ini adalah simbol keadilan dan pengakuan atas hak dasar masyarakat Maluku untuk hidup sehat. Dan RSUD Namlea adalah permulaan dari cita-cita besar itu,” ucap Gubernur Hendrik penuh haru.
Suasana haru juga menyelimuti sambutan Bupati Buru Ikram Umasugi. Ia pun meneteskan air mata saat mengisahkan kesulitan panjang yang dialami masyarakat Buru dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. “Kadang, kami hanya bisa pasrah saat ada warga sakit parah. Harus menyewa kapal, melawan ombak, dan sering kali sudah terlambat. Hari ini, kami tidak sedang meletakkan batu pertama, tapi sedang menanam harapan baru bagi generasi Buru ke depan,” tutur Bupati . (LTO)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |