Dalam video yang diterima oleh kru media, diketahui adanya perdebatan yang hampir menimbulkan kericuhan antara Asisten 1 Pemprop Sumut Drs. Basarin Yunus Tanjung, M.Si dengan pihak relawan yang didampingi oleh Yayasan Mapel Indonesia.
Dalam video tersebut terlihat Asisten 1 yang membidangi Pemerintahan dan Kesra menyampaikan kronologis bantuan tersebut, namun penjelasannya membuat beberapa pihak diantaranya Ketua Umum Mapel Indonesia M. Yusuf Hanafi Siregar dan Sekretaris Nanang Ardiansyah Lubis yang mendengar penjelasan tersulut emosinya.
Di tempat terpisah Ka. BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih, AP, M.Si ketika dihubungi kru media, Selasa (30/12/2025) telah diminta pendapatnya terkait video viral tesebut, menyampaikan bahwa benar BPBD Sumut pada awalnya telah menerima bantuan dari Gubernur Jawa Timur (Jatim) melalui Kualanamu sebanyak 25 truk", ucapnya.
Lanjutnya, untuk kali keduanya Pemprop Sumut sesuai konfirmasi dari BPBD Jatim kembali akan mengirimkan bantuan sejumlah 10 Container, namun di manifest yang diterima berjumlah 12 container, terang Ka.BPBD Sumut.
"Sesuai manifest yang diterima ada sejumlah 12 Container, dengan rincian 11 container telah berada di Gudang Pelni Belawan dan 1 container lagi masih tinggal di Jakarta", ujar Ka.BPBD Sumut.
Berdasarkan penelusuran dan konfirmasi ke berbagai pihak terkait, diketahui bahwa 9 container tersebut adalah milik BPBD Jatim dengan tujuan BPBD Sumut, dan 2 lagi container adalah milik relawan, sehingga total ada 11 container yang diantar pihak Pelni dari Belawan menuju Posko di Gedung Serbaguna Jalan Willem Iskandar, Medan dengan biaya pengiriman sebesar Rp. 1,2 juta/container,
"Nah, yang sudah masuk ke gedung Serbaguna/posko ada 9 dari total 10 container dan biaya pengirimannya akan dibayarkan oleh Pemprop Sumut, sementara 1 container lagi masih menunggu kedatanganya", tegasnya.
Yang menjadi persoalan adalah 2 container tersebut adalah milik relawan Jatim namun biaya pengiriman dari Belawan ke Posko Serbaguna belum dibayarkan mereka kepada Pelni, dan inilah yang menjadi pemicu kericuhan seperti terlihat di video", tegasnya.
"Jadi tidak benar Pemprop Sumut meminta bayaran sebesar Rp.2,4 Juta, yang sebenarnya 9 adalah milik Pemprop Sumut, dan 2 container lagi adalah milik relawan", jelasnya.
Lanjutnya, agar tidak memperkeruh suasana dan menimbulkan image yang tidak jelas di masyarakat pihaknya perlu mengklarifikasi dan menjelaskan hal ini, dan untuk biaya pengiriman 2 container milik relawan tersebut pihak Pemprop Sumut akan membayarkannya kepada pihak Pelni, Belawan.
"Agar diketahui, bahwasanya pihak Provinsi Jatim dalam hal ini BPBD Jatim juga tidak mengetahui 10 container tersebut digabung dengan 2 container milik relawan sehingga totalnya menjadi 12 container dan dijadikan 1 invoice", sebut Ka. BPBD Sumut.
BPBD Sumut juga telah berkordinasi kepada Pelni agar tidak langsung mendroping bantuan ke Posko Bencana sebelum sesuatunya jelas, agar tidak menimbulkan problematika terkait bantuan yang akan diserahkan kepada saudara kita yang membutuhkannya.
Selain itu, Ka. BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih, AP, M.Si menyampaikan sesuai hasil rapat dan pengecekan barang bantuan yang dilakukan petugas dari BPBD Sumut, Dispora, BAIS dan instansi terkait lainnya menyampaikan bahwasanya kondisi barang diterima dalam keadaan baik.
(Julianto)
![]() |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |

