HALTENG– Yayasan Studi Etnologi Masyarakat Nelayan Kecil Maluku Utara (SEMANK - Malut) menggelar pelatihan pengembangan kapasitas bersama komunitas penangkaran penyu sekaligus pelepasliaran tukik di Pantai Gemia Woyobibil, Jumat (15/8/2025). Kegiatan ini melibatkan 100 siswa-siswi mulai dari tingkat PAUD hingga SMA.
Acara terbagi dalam dua rangkaian kegiatan. Pertama, Pelatihan Kapasitas Komunitas Penangkaran Penyu yang berlangsung di Kantor Desa Gemia. Setelah pelatihan, peserta bersama panitia langsung melaksanakan pelepasliaran tukik ke laut.
Kegiatan tersebut dihadiri Pemerintah Desa Gemia, Karang Taruna Desa Maliforo, Desa Gemia, Desa Woyobibil, dan Desa Bilifitu, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.
Direktur Y-SEMANK Malut, Sri Endah Widiyanti, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas bagi Komunitas Alam Lestari Gemia yang beranggotakan 16 orang. Komunitas ini telah memulai proses penangkaran penyu sejak pertengahan Mei 2025.
“Melalui pendampingan SEMANK Malut, kami berharap komunitas semakin terampil dalam teknik konservasi, mampu mengelola penangkaran secara mandiri mulai dari inkubasi telur, perawatan tukik, hingga pelepasliaran ke laut. Kami juga berharap Komunitas Alam Lestari Gemia menjadi pusat edukasi yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama, serta menumbuhkan kesadaran lingkungan yang kuat. Semoga ekowisata berbasis konservasi dapat berkembang dengan bijak, jejaring kemitraan semakin luas, dan perlindungan penyu di Desa Gemia dapat berkelanjutan,” ujarnya.
Sri Endah menambahkan, pada pelepasliaran kali ini awalnya direncanakan 75 ekor tukik akan dilepas ke laut. Namun, tiga di antaranya belum cukup kuat sehingga dikembalikan ke bak penangkaran untuk dirawat kembali. “Saat ini, masih ada sekitar 190 ekor tukik yang dipelihara di bak pembesaran, menunggu waktu yang tepat untuk dilepasliarkan,” jelasnya.
Pendamping lapangan sekaligus sekretariat komunitas penangkaran penyu, Jaenal Irianto, menuturkan bahwa total tukik yang dikelola komunitas berjumlah 245 ekor. “Hari ini dilepaskan 72 ekor, namun terdapat 3 tukik melemah dan di kembalikan ulang bak budidaya. Harapannya, ke depan kegiatan ini berjalan lebih lancar,” kata Jaenal.
Sementara itu, Sekretaris Desa Gemia, Salim A Gafur, mewakili pemerintah desa menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat mendukung dan berharap kegiatan ini terus dikembangkan di masa mendatang demi kelestarian penyu dan lingkungan pesisir kita,” tegasnya. (OR-Ri)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |