Korban diketahui bernama Tahu Tasane (40), seorang petani yang merupakan warga setempat. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, korban pamit kepada istrinya pada Sabtu malam (19/7) sekitar pukul 20.00 WIT untuk mencari ikan di Sungai Poli. Ia membawa peralatan berupa panah ikan, senter kepala, dan parang. Namun, hingga Minggu pagi korban tak kunjung kembali, sehingga keluarga bersama warga memutuskan melakukan pencarian.
Kapolsek Waesama, IPDA Novy Waelahuru, melalui laporan resminya kepada Kapolres Buru Selatan, menjelaskan bahwa pencarian dimulai setelah laporan diteruskan kepada aparat desa dan Bhabinkamtibmas Desa Simi, Bripka Fahmi Orun. Aparat bersama warga kemudian menyisir sepanjang aliran sungai.
Seorang saksi mata, Oleng Tasane, yang merupakan adik korban, mengaku melihat seekor buaya membawa tubuh kakaknya ke arah tengah sungai menuju muara. Informasi ini memperkuat dugaan bahwa korban menjadi sasaran serangan satwa liar tersebut.
Tak lama setelah itu, jasad korban ditemukan oleh warga lainnya, Hawit Letetuny, dalam kondisi mengambang di pinggir muara Sungai Poli. Jenazah kemudian berhasil dievakuasi ke daratan dan dibawa ke rumah duka di Desa Lena.
Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, dengan sejumlah luka di bagian dada, paha kiri, dan rusuk sebelah kiri yang menyerupai bekas cakaran dan gigitan, diduga akibat serangan buaya.
Pihak kepolisian menyarankan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian secara medis. Namun, pihak keluarga menolak dan memilih menerima peristiwa ini sebagai musibah. Pemakaman direncanakan akan dilakukan setelah anggota keluarga dari Dusun Kusu-Kusu tiba menggunakan speedboat pada sore harinya.
Barang-barang milik korban yang ditemukan di lokasi antara lain satu panah ikan, parang, senter kepala, serta pakaian. Satu panah ikan lainnya milik korban dilaporkan hilang. (AL)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |