Jakarta - Antusiasme masyarakat terhadap penyelenggaraan ibadah haji 2025 memuncak di media sosial. Pengamat media sosial dan pegiat digital, Agus Aripin, menyampaikan bahwa topik terkait haji menjadi perbincangan hangat di platform X (dulu Twitter).
Pada Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 12.30 WIB, kata kunci "Kemenag Untuk Haji" dan tagar #JNK_Keagamaan berhasil menembus jajaran top trending topic X Indonesia.
“Ribuan warganet menyuarakan dukungan, doa, dan rasa terima kasih atas dimulainya proses keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci,” ujar Agus.
Fenomena ini mencerminkan besarnya perhatian publik terhadap ibadah haji yang menjadi momen spiritual penting setiap tahunnya. Banyak warganet membagikan ungkapan haru, kebanggaan, dan harapan atas kelancaran perjalanan para jamaah.
Salah satu akun populer, @kudila_, menulis:
“Alhmdulilah akhirnya keberangkatan haji tahun 2025 dimulai hari ini. Semoga berjalan lancar karena ini momen yang ditunggu-tunggu para jamaah. Kemenag Untuk Haji #JNK_Keagamaan.”
Sementara pengguna @kiyowooou menyoroti perhatian pemerintah terhadap kelompok rentan:
“Kemenag khusus prioritaskan lansia dan disabilitas dengan menyiapkan layanan khusus untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah mereka di Tanah Suci. #JNK_Keagamaan Kemenag Untuk Haji.”
Dukungan moral juga disampaikan oleh akun @agustins44:
“Selamat menempuh perjalanan spiritual ke Tanah Suci! Semoga jadi haji yang mabrur dan penuh berkah. Terima kasih Kemenag Untuk Haji #JNK_Keagamaan.”
Menurut Agus, ramainya percakapan ini bukan hanya bentuk euforia, tetapi juga menjadi indikator kuat bahwa pelaksanaan haji tahun ini menjadi perhatian luas publik.
"Ketika media sosial dipenuhi percakapan seputar haji, itu menandakan harapan besar masyarakat terhadap kualitas pelayanannya. Trending-nya tagar dan frasa ini membuktikan komunikasi publik Kemenag menjangkau hingga ke akar rumput," katanya.
Kementerian Agama RI sendiri telah menegaskan komitmennya dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan haji 2025. Inovasi layanan disiapkan, termasuk pendekatan inklusif bagi jamaah lanjut usia dan disabilitas. Fasilitas ramah kelompok rentan, pelatihan petugas, hingga sistem pemantauan digital turut diterapkan demi menyempurnakan pengalaman ibadah.
“Lebih dari sekadar perjalanan spiritual, haji tahun ini menjadi simbol kolaborasi dan semangat pelayanan negara terhadap umat. Dukungan masyarakat yang begitu kuat di ruang digital juga menegaskan pentingnya komunikasi publik dalam membangun layanan keagamaan yang inklusif dan transparan,” tutup Agus. (OR-Wit)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |