Close
Close
Orasi Rakyat News

Eks Warga Binaan Disiram Air Keras dan Diancam Dibunuh Pasca Ungkap Kebobrokan di Rutan Kelas IIB Balige

iklan ditengah halaman

Ket : Foto Herman R. Hutapea saksi yang mendapat penganiayaan setelah membongkar kebobrokan sistem di Rutan Kelas IIB Balige.
MEDAN – Bisik-bisik dan gosip soal dugaan permainan kotor di Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan Rumah Tahanan (Rutan) tampaknya bukan sekadar bualan atau tuduhan tanpa dasar.


Hal ini disampaikan oleh seorang eks warga binaan yang telah bebas, Herman R. Hutapea, asal Laguboti, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), saat menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya kepada kru media, pada Senin (18/08/2025).


Dalam rilis dan keterangan yang disertai bukti berupa potongan beberapa video, tangkapan layar, Laporan Polisi (LP), dan Surat Pernyataan Kebenaran Keterangan bermeterai Rp10.000 yang diterima kru media, terungkap bahwa para tahanan di Rutan Kelas IIB Balige bisa dengan bebas memakai ponsel yang disinyalir digunakan untuk melakukan aksi penipuan (lodes) di media sosial.


"Para tahanan di sini bebas memakai telepon yang digunakan untuk melakukan aksi penipuan digital," ungkap Herman R. Hutapea.


Selain bebasnya penggunaan handphone sebagai alat penipuan, peredaran narkoba yang diduga diketahui oleh pihak Kepala Rutan, KPR, dan para sipir menambah kelamnya potret kejahatan yang bisa dilakukan seseorang meskipun berada di balik jeruji penjara.


"Saya sudah capek dan lelah diintimidasi oleh salah seorang warga binaan yang saat ini masih mendekam di rutan," tegas Herman.


Lanjutnya, kegiatan penipuan dan peredaran narkoba di dalam rutan ini dikendalikan oleh seorang bernama Hisar Napitupulu, warga binaan yang telah dipindahkan ke Rutan Humbahas dan sedang melakukan kasasi, dibantu oleh beberapa orang kepercayaannya.


"Narkoba jenis sabu bisa masuk melalui petugas pada dini hari, dengan modus sabu dikemas dalam bungkus roti. Adapun taksiran narkoba yang masuk mencapai 1 kg per bulan, yang kemudian diserahkan kepada para pemainnya di dua kamar khusus, yakni kamar Sisingamangaraja dan Panjaitan," jelas Herman.


Ia menegaskan, "Saya berani bertanggung jawab jika yang saya sampaikan ini adalah hoaks, asumsi, ataupun opini."


Hal ini disebutkan berlangsung mulus karena para oknum tersebut diduga mendapat upeti sebesar Rp200 juta per minggu dari hasil bisnis kotor tersebut, tegas Herman.


"Saya telah membuat surat terbuka kepada Kepala Rutan Kelas IIB Balige untuk meminta pertanggungjawaban atas segala intimidasi yang dilakukan oleh WBP atas nama Hisar Napitupulu beserta rekannya yang lain," ujar Herman R. Hutapea.


Terkini, akibat pernyataan kontroversial yang disampaikan secara terbuka, Herman R. Hutapea mengalami penyerangan fisik di kediamannya.


"Benar, pada Sabtu (16/08/2025), seorang pria dengan modus mengantar laundry datang ke rumah saya dan menyiramkan air keras serta bermaksud membunuh saya menggunakan pisau, sambil mengatakan: ‘Kau harus mati di tangan Hisar Napitupulu karena gara-garamu si Hisar dipindahkan dan permainan di penjara jadi ribut,’" ujar Herman.


Lanjutnya, "Beruntung penyerang tersebut kabur setelah saya melakukan perlawanan sambil berteriak minta tolong," ucapnya.


Akibat kejadian itu, korban menjalani perawatan intensif di RSU HKBP Balige karena mengalami luka bakar di dada, lengan, dan wajah, serta sayatan ringan di tangan.


Di akhir rilis, sesuai dengan Laporan Polisi (LP) yang telah dibuat, Herman menyampaikan harapannya agar bisa mendapatkan keamanan, perlindungan hukum, serta keadilan. Ia juga mengungkap bahwa sebelum kejadian ini, dirinya mendapat informasi bahwa Hisar Napitupulu, seorang bandar narkoba, memberikan tawaran uang sebesar Rp50 juta kepada siapa saja yang sanggup membuat dirinya cacat, atau Rp100 juta bila berhasil membunuhnya.


Untuk diketahui, Hisar Napitupulu telah dipindahkan ke Rutan Humbahas. Namun, peredaran narkoba di Rutan Kelas IIB Balige diduga tetap dikendalikan olehnya sebagai king maker, tegas Herman.


Sementara itu, Kepala Rutan Kelas IIB Balige, David Nicolas, saat dihubungi melalui WhatsApp tidak memberikan tanggapan dan menyarankan kru media datang langsung ke kantor.


"Datang ke kantor saja ya, Bang, melalui KPR. Kita lagi rapat F1," ucap David Nicolas.


Di tempat terpisah, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka. KPR) Rutan Kelas IIB Balige, Noel Tua Lumban Tobing, yang juga dikonfirmasi terkait hal itu, memberikan tanggapan.


"Izin, Bang, untuk hal-hal yang abang sampaikan tidak benar. WBP atas nama Hisar juga sudah dipindahkan dari Rutan Balige. Terkait pembiaran juga tidak benar, para warga binaan yang ada di video juga sudah kami tindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku di Rutan Balige. Terima kasih atas konfirmasinya, Bang 🙏," pungkas Noel Tua Lumban Tobing. (OR-J)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama