Close
Close
Orasi Rakyat News

80 Tahun Merdeka, Warga Buru Selatan Masih Hidup dalam Gelap: Janji Kemerdekaan yang Belum Tuntas

iklan ditengah halaman

BURU SELATAN - Delapan dekade Indonesia merdeka, namun sebagian masyarakat di Kabupaten Buru Selatan, Maluku, masih menanti terang yang tak kunjung datang. Di saat sebagian besar wilayah Indonesia sudah menikmati listrik selama 24 jam, warga di sejumlah desa di Kecamatan Leksula masih hidup dalam kegelapan.


Ketimpangan ini menimbulkan keresahan mendalam. Bagi masyarakat di daerah tertinggal seperti Buru Selatan, listrik bukan sekadar lampu yang menyala, melainkan denyut kehidupan: dari pendidikan, layanan kesehatan, hingga aktivitas ekonomi.


“Listrik bukan hanya soal penerangan, tapi kebutuhan dasar. Tanpa listrik, pendidikan terganggu, layanan kesehatan tidak maksimal, dan roda ekonomi sulit berputar,” kata Engel Hukunala, anggota Himpunan Mahasiswa Buru Selatan (HMBS), kepada wartawan, Kamis (18/8/2025).


Ia menegaskan, ketimpangan akses listrik juga berarti ketimpangan informasi dan kesempatan. "Di era digital seperti sekarang, ini adalah bentuk ketidakadilan struktural. Jika listrik saja belum merata, bagaimana masyarakat bisa bersaing dan berkembang?" tambahnya.


Suara dari Mahasiswa yang Tak Lelah Menuntut

Himpunan Mahasiswa Buru Selatan (HIMABUS) telah berulang kali menyuarakan persoalan ini sejak tahun lalu. Mereka menilai bahwa ketidakmerataan listrik adalah wujud nyata dari ketimpangan pembangunan, yang bertentangan dengan semangat kemerdekaan dan sila kelima Pancasila: "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."


“Peringatan HUT RI ke-80 ini harus jadi momentum refleksi. Kalau sudah 80 tahun merdeka tapi masih banyak rakyat yang belum menikmati listrik secara adil, artinya makna kemerdekaan itu belum sepenuhnya hadir di kehidupan masyarakat,” tegas Hukunala.


Ia pun mendesak pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta PLN untuk tidak lagi memandang listrik sebagai proyek infrastruktur semata, melainkan sebagai bagian dari pemenuhan hak dasar rakyat.


“Pemerataan listrik harus jadi prioritas utama, bukan sekadar proyek. Ini bagian dari upaya mewujudkan kemerdekaan yang nyata bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.


Saatnya Buru Selatan Tidak Lagi Terlupakan

Bagi masyarakat Buru Selatan, janji kemerdekaan bukan hanya seremoni tahunan, melainkan harapan agar terang bisa benar-benar sampai ke desa-desa mereka. Di tengah geliat pembangunan nasional, mereka tak ingin terus menjadi bagian dari statistik tertinggal.


Buru Selatan yang terang benderang bukan sekadar mimpi. Dengan pemerataan listrik, masyarakat bisa melangkah maju: sekolah-sekolah lebih hidup, pelayanan kesehatan lebih optimal, dan ekonomi lokal tumbuh lebih cepat.


Energi kemerdekaan sejatinya baru benar-benar terasa ketika tidak ada satu pun wilayah Indonesia yang masih hidup dalam gelap. (OR-EH)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama