Buru Selatan – Suasana Minggu pagi di Desa Leksula, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan, mendadak heboh setelah sesosok mayat pria ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Korban diketahui bernama Markus Saleky (47), seorang petani, yang ditemukan sudah tidak bernyawa dalam posisi tengkurap di atas genangan air sedalam 20 cm di samping rumah salah satu warga, pada Minggu, 6 Juli 2025, sekitar pukul 08.00 WIT.
Kapolres Buru Selatan, AKBP Andi P. Lorena, S.I.K., M.H., menjelaskan bahwa penemuan mayat ini pertama kali diketahui oleh salah satu anggota keluarga korban, Cornely Wamese, yang saat itu hendak mencuci piring di samping rumah.
"Saksi melihat korban dalam keadaan tengkurap dan tidak bergerak. Karena panik, saksi segera memanggil saudaranya, Calvin Seleky, untuk memastikan kondisi korban," terang Kapolres.
Setelah memastikan korban tak bergerak, keduanya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Leksula. Tak lama kemudian, Kapolsek Leksula Iptu Bastian Tuhuteru, S.Pd., bersama sejumlah personel langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Setibanya di lokasi, polisi segera mengamankan area, mengumpulkan barang bukti, serta mengevakuasi jenazah korban ke Puskesmas Leksula untuk dilakukan visum.
Kondisi korban saat ditemukan, masih berpakaian lengkap: mengenakan kaus warna kuning dan celana pendek coklat bermotif garis. Posisi korban tengkurap dalam genangan air, dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan.
Dari hasil visum luar yang dilakukan oleh dr. Helmi Lesnussa dari Puskesmas Leksula, dinyatakan bahwa tidak ditemukan bekas luka atau tanda kekerasan di tubuh korban. Dugaan kuat, korban meninggal dunia akibat penyakit bawaan, yakni epilepsi (ayanan), yang telah lama dideritanya.
Keterangan tambahan dari sejumlah saksi, termasuk Cornely Wamese, Michael D. Seleky, dan Hengky Lesnussa, turut memperkuat dugaan tersebut. Mereka menjelaskan bahwa pada Sabtu, 5 Juli 2025, korban masih sempat terlihat duduk di rumah dan sempat meminta tolong untuk digorengkan pisang.
Namun, sejak pukul 22.00 WIT hingga larut malam, korban tak kunjung kembali ke dalam rumah meskipun telah dicari oleh keluarga.
Sementara itu, saksi Hengky Lesnussa mengaku sempat melihat korban sekitar pukul 04.30 WIT pada Minggu pagi, masih duduk di samping rumah mengenakan baju kuning, yang kemudian menjadi pakaian terakhirnya saat ditemukan meninggal.
Michael D. Seleky, salah satu keluarga korban, mengungkapkan bahwa Markus sudah lima tahun terakhir menderita epilepsi. Dalam sebulan terakhir (Juni–Juli 2025), korban bahkan sudah lima kali mengalami kejang. Setiap kali serangan datang, keluarga biasa melakukan pertolongan dengan menyisir rambut korban.
Atas dasar riwayat penyakit yang telah lama diderita, pihak keluarga menyatakan menerima kematian Markus Saleky dengan ikhlas dan tidak mempermasalahkan penyebab kematian.
Polisi memastikan bahwa tidak ada unsur kekerasan atau kriminalitas dalam kejadian ini, dan mengimbau warga untuk tetap waspada serta segera memberikan pertolongan pertama apabila ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa. (OR-Al)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |