Bangka Barat - Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung (UBB) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengabdian masyarakat melalui Program Bina Desa yang kali ini digelar di Desa Pusuk, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat. Kegiatan ini mengusung dua tema utama: penyelesaian konflik kehutanan dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada Selasa (15/7), tim dosen Fakultas Hukum UBB yang terdiri dari Ari Muhammad, S.H., M.H., Yokotani, S.H., M.H., Dr. Jeanne Darc Noviayanti Manik, S.H., M.H., Bunga Permatasari, S.H., M.H., dan Ave Agave Christina Situmorang, S.H., M.H., memberikan pemaparan mendalam mengenai persoalan hukum kehutanan dan perhutanan sosial yang menjadi perhatian utama masyarakat sekitar.
Menurut Ari Muhammad, perhutanan sosial merupakan sistem pengelolaan hutan secara lestari yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengesampingkan kelestarian hutan dan dinamika sosial budaya,” jelasnya. Ia menekankan bahwa skema ini merupakan peluang besar bagi masyarakat Desa Pusuk untuk mendapatkan akses legal dalam mengelola kawasan hutan secara berkelanjutan.
Sementara itu, materi mengenai pengelolaan sampah disampaikan oleh Agung Nugraheni Astuti, S.T., Penyuluh Lingkungan Ahli Muda dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Barat. Ia mendorong pemerintah desa untuk membentuk bank sampah sebagai solusi konkret dalam mengurangi sampah plastik sekaligus meningkatkan ekonomi warga. “Dengan adanya bank sampah, lingkungan menjadi lebih bersih dan masyarakat pun bisa mendapatkan manfaat ekonomi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga diisi dengan sesi konsultasi hukum gratis yang dibuka untuk warga Desa Pusuk. Masyarakat terlihat antusias, terutama dalam menanyakan prosedur legalitas pengelolaan hutan kemasyarakatan dan pengajuan status hutan desa.
Sekretaris Desa Pusuk, Dani, menyambut baik inisiatif ini. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat membantu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi warga, khususnya terkait pengelolaan lahan dan konflik kehutanan.
Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang acara. Banyak dari mereka yang aktif bertanya dan berdiskusi dengan tim narasumber. Harapannya, melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Pusuk dapat memperoleh wawasan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam mereka dengan lebih bijak dan berkelanjutan. (OR-E_yuafi)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |