![]() |
Foto: Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo. (Instagram @suryo.pratomo) |
Namun, klaim tersebut justru diragukan oleh Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo. Saat dihubungi oleh media, ia menyatakan belum menerima informasi resmi dari otoritas Indonesia terkait praktik penyelundupan bayi ke Negeri Singa tersebut.
“Saya tidak tahu. Apa buktinya bahwa bayi dijual ke Singapura? Saya tidak bisa mengomentari sesuatu yang tidak jelas,” ujar Suryopratomo sebagaimana dilansir dari SCMP, Jumat (18/07/2025).
Ia menambahkan bahwa penyelundupan bayi ke Singapura sangat sulit dilakukan karena negara tersebut memiliki pengawasan imigrasi yang sangat ketat.
“Kelihatannya tidak mungkin. Masuk Singapura itu sulit,” tegasnya.
Menurutnya, untuk membawa bayi masuk ke Singapura diperlukan dokumen sah seperti paspor. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin bayi bisa masuk hanya dengan paspor Indonesia, dan meragukan keaslian dokumen yang disita oleh polisi.
“Kalau bayi pakai paspor Indonesia, bagaimana mereka membawanya ke Singapura? Apalagi kalau paspornya palsu,” katanya.
Polisi: Bayi Dijual Rp11–16 Juta, Ada yang Dilaporkan Hilang oleh Orang Tuanya Sendiri
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan, menyebut bahwa sindikat tersebut merekrut pelaku dari berbagai kota untuk mencari, merawat, memalsukan dokumen, hingga mengatur logistik pengiriman bayi.
Menurut Surawan, sebagian bayi dijual oleh orang tuanya sendiri dengan alasan ekonomi. Harga tiap bayi berkisar antara Rp11 juta hingga Rp16 juta, dan beberapa bayi bahkan lahir dengan biaya persalinan ditanggung oleh sindikat.
Ironisnya, salah satu orang tua yang melaporkan penculikan ternyata sebelumnya telah sepakat dengan pelaku, tetapi melapor karena tidak menerima pembayaran yang dijanjikan.
Sindikat Internasional, Interpol Dilibatkan
Polisi mengklaim telah menyelamatkan bayi dari Tangerang dan Pontianak, dua wilayah yang digunakan sebagai titik transit sebelum keberangkatan ke luar negeri.
Kini, Polda Jabar berkoordinasi dengan Interpol dan otoritas Singapura untuk menelusuri kemungkinan jaringan sindikat di luar negeri.
“Kami masih berusaha menemukan lebih banyak bayi,” ujar Surawan. (OR-AAA)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |