Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Buru Selatan, Mumin Tomanussa, hadir bersama tim untuk memantau langsung kegiatan MPLS. Ia menegaskan bahwa MPLS harus menjadi sarana pengenalan lingkungan sekolah yang edukatif, aman, dan bebas dari praktik perundungan.
“MPLS adalah tahap awal pembentukan karakter siswa. Karena itu, kegiatan ini harus memperkenalkan aturan, norma, budaya, dan tata tertib sekolah dengan cara yang humanis dan mendidik,” ujar Tomanussa di sela-sela kegiatan.
SMP Negeri 1 Namrole sendiri menerapkan konsep MPLS Ramah, di mana siswa-siswi baru diperkenalkan dengan kurikulum, warga sekolah, serta lingkungan sekitar secara menyenangkan dan bermakna. MPLS dirancang untuk memuliakan serta menghormati hak anak melalui pengalaman belajar yang berkesadaran, menggembirakan, dan membangun rasa aman.
Kegiatan MPLS ini juga mendapat perhatian khusus dengan kehadiran Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Eliaser Selsily, S.E., M.Pd., bersama jajarannya. Kehadiran pimpinan daerah tersebut menjadi penyemangat tersendiri bagi para siswa baru dalam memulai perjalanan pendidikan di jenjang SMP.
Suasana MPLS tampak penuh semangat. Para siswa terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang dirancang untuk menumbuhkan rasa percaya diri, keberanian bermimpi, serta kesiapan menjalani proses belajar ke depan.
Tema MPLS SMP Negeri 1 Namrole tahun ini, “Berani Mulai, Siap Menjadi Hebat,” menjadi pesan kuat yang terus digaungkan. Tema tersebut diwujudkan melalui pendekatan yang terbuka, penuh empati, serta dukungan dari seluruh unsur sekolah dan pemerintah daerah.
Melalui MPLS Ramah ini, diharapkan peserta didik baru tidak hanya mengenal lingkungan sekolah, tetapi juga termotivasi untuk berprestasi dan menata masa depan yang lebih baik. (AL)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |