Jakarta - Hari-hari terakhir ini menjadi waktu paling sunyi dan kelam bagi Najwa Shihab. Jurnalis kawakan sekaligus pendiri Narasi ini masih tenggelam dalam duka yang dalam, usai kehilangan dua sosok paling berharga dalam hidupnya: suami tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, dan putri kecil mereka, Namiyah.
Melalui unggahan emosional di akun Instagram pribadinya, Jumat (23/05/2025), Najwa membuka tabir kesedihannya yang belum reda. Di balik kekuatan dan ketenangan yang selama ini ia tampilkan di hadapan publik, tersimpan luka kehilangan yang begitu mengiris.
“Ibrahim adalah penunjuk arah kami, ketenangan kami, rumah kami,” tulis Najwa.
“Sedangkan Namiyah hanya bersama kami selama satu hari, tapi ia menetap di hati kami, selamanya,” tulisnya lagi.
Ungkapan itu bukan sekadar kata-kata perpisahan, melainkan napas terakhir dari seseorang yang tengah mencoba berdamai dengan takdir. Dalam kalimat-kalimat sederhana, Najwa menumpahkan kerinduan yang tak bertepi kepada dua jiwa yang kini bersemayam dalam damai.
Duka Berlapis: Dari Pasangan Hidup ke Putri yang Tak Lama Tinggal
Ibrahim Sjarief Assegaf, suami yang telah mendampingi Najwa selama 28 tahun, wafat pada 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB. Kepergiannya menjadi hantaman pertama. Namun dunia seolah runtuh bagi Najwa ketika putri mereka, Namiyah, turut berpulang hanya sehari setelah dilahirkan.
Kini, keduanya telah dikebumikan di tanah yang sama. Dalam salah satu kalimat yang menyayat, Najwa membayangkan keabadian yang mempertemukan mereka: “Kami bayangkan ia meraih tangan ayahnya, ‘Abi, sini… Namiyah sudah di sini.’”
Tangis Tak Tersuarakan Seorang Ibu dan Istri
Najwa bukan sekadar kehilangan, ia direnggut dari dua peran terbesarnya sekaligus — sebagai istri dan sebagai ibu. Dalam catatan perpisahannya, ia mengungkapkan betapa cinta dari orang-orang di sekelilingnya menjadi satu-satunya penopang saat dirinya hampir tak sanggup berdiri.
“Cinta kalian menyangga kami saat kami tak punya daya untuk berdiri,” tambahnya.
Di tengah karier dan kiprah publiknya, Najwa kini tengah menapaki hari-hari berkabung yang sunyi, menyusun ulang hidup tanpa dua orang terkasih. Ia tidak hanya ditinggalkan oleh pasangan hidupnya, namun juga kehilangan mimpi kecilnya yang baru sempat disambut sehari.
Sosok Ibrahim: Lebih dari Sekadar Tokoh Hukum
Ibrahim dikenal sebagai tokoh penting di dunia hukum. Ia adalah Managing Partner di firma hukum terkemuka Assegaf Hamzah & Partners (AHP), pendiri hukumonline.com, dan pengajar hukum bisnis. Namun bagi Najwa, ia adalah rumah. Tempat berpulang, tempat kembali.
“Dunia melihatnya sebagai pengacara hebat, saya melihatnya sebagai ketenangan saya,” ungkap seorang kerabat dekat.
Duka yang Masih Bertahan
Meski ribuan doa telah mengalir, meski bunga dan pesan terus berdatangan, ada luka yang belum kering. Dan mungkin, tak akan pernah benar-benar sembuh.
Najwa menutup pesannya dengan satu kalimat yang membuat jutaan orang turut terdiam:
“Al-Fatihah untuk Ibrahim dan Namiyah.” (OR-L)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |