Close
Close

Tiga Paslon Sudah Menunggu di Tikungan Untuk Bongkar Dugaan Ijasah Bermasalah Milik MDR

Namlea, Orasirakyat.com
Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Kabupaten Buru, Jafar Nurlatu ungkapkan, kalau ijasah Calon Bupati MANDAT, Muhammad Daniel Rigan diduga bermasalah.


Hal itu diungkapkan Jafar Nurlatu di hadapan masyarakat di Ilath, Ibukota Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru, Kamis lalu (14/11/2024).


"Kasih khabar kepada semua orang yang mendukung mereka, bae-bae jangan gigit jari, karena loko ekor murea," pesan Jafar Nurlatu.


Jafar menghimbau masyarakat agar selalu berpikir cerdas dan jangan mengandalkan emosional, sehingga sembarangan mengikuti orang.

Dia lalu mencontohkan kasus calon bupati di Kabupaten SBB beberapa waktu lampau yang terlanjur dipilih warga dan menang di Pilkada , namun tidak bisa dilantik dan bermasalah dengan hukum akibat ijasah yang tidak benar.


'Wah ini bahaya. kasus Subeno ada beberapa waktu lalu dimuat di media. Kasus Subeno itu pasti akan terjadi di Buru,"kata Jafar.

"Su pigi lai, su kerja par dia, su setengah mati lai, terakhikir barang-barang gelap,"sambung Jafar dengan menggunakan dialeg Ambon.


Jafar katakan, kalau tiga kubu Paslon yang lain, sudah pegang kasus Cabup MANDAT, MDR.

"Dong tunggu di tikungan bos,"sentil Jafar.

Soal MDR maju pilkada Buru menggunakan ijasah paket C dari Yayasan PKBM Ristek Nusantara Jaya Jakarta Pusat dengan tahun kelulusan 3 Mei tahun 2021 lalu, tidak diambil pusing oleh Jafar Nurlatu, sebab sudah diterima dan diakui KPU Kabupaten Buru.


Yang lebih disoroti oleh Jafar Nurlatu, yaitu surat keterangan pengganti ijasah  yang diterbitkan oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru, Dahlan Kabau. Ada masalah di sana.

Hanya saja dalam PKPU terbaru, tidak ada kewajiban bagi KPU Kabupaten Buru untuk memverifikasi surat keterangan pengganti ijasah tersebut, sehingga  MDR lolos bertarung di pilkada Buru.


"Dalam PKPU yang terbaru, bapak ibu coba baca itu, bahwa semua persoalan dibawa ijasah SMA/sederajat , diserahkan kepada pihak yang berwajib.KPU tidak punya tugas untuk mencari tahu seberapa besar legalitas ijasah itu,"akui Jafar.

 "Yang penting KPU pegang, ijasah SMA dia ambil sudah dan dia pakai syarat itu. Jika ada temuan soal ijasah SD dan SMP , maka itu urusan pihak yang berwajib"sambung Jafar.


Masalah yang menimpa MDR terkait ijasah SD dan SMP ini tidak vulgar dibongkar Jafar di hadapan publik. Ia hanya pastikan, kalau Paslon yang lain sudah kantongi masalah itu.

'Tunggu wale. Nomor 2 sudah pegang, nomor 3 sudah sudah pegang, nomor 4 sudah pegang.

Dong sudah siapkan pengacaranya. Begitu dia menang, langsung lapor,"beber Jafar.


Walau tidak fulgar disampaikan kepada publik, di kalangan tertentu terungkap, kalau dalam perjalanan karier cabup MANDAT ini, ia tiga kali mengganti nama dari Dianal Yani menjadi Daniel Rigan.

Terakhir di tanggal 11 Mei Tahun 2024 lalu meminta Pengadilan Negeri Namlea agar mengganti namanya menjadi Muhammad Daniel Rigan. 

Dua kali nama yang tertulis di ijasah berbeda pula.Saat masih di SD dan SMP, namanya Dianal Yani.


Tapi anehnya, saat kantongi ijasah Paket C 3 Mei tahun 2021 lalu, namanya tertulis Daniel Rigan atau sama dengan nama yang ada di KTP dan juga nama sesuai akta kelahiran yang terbit tahun 2011 lalu, nomor : 16933/DAK-TGT/2011.

Yang terasa janggal, Kadis Dikbud Kabupaten Buru menerbitkan surat keterangan pengganti ijasah dan terakhir diterbitkan tanggal 2 Februari tahun 2024, tertulis atas nama Daniel Rigan.


Walau orangnya sama, tapi tidak pernah tercatat di buku induk sekolah ada murid dan siswa bernama Daniel Rigan.

"Periksa saja, kepala dinas yang keluarkan surat keterangan pengganti ijasahnya. Itu tindakan yang salah,"tanggap Jafar.


Sebelum itu, di hadapan warga Jafar ikut menyentil soal Permendikbud  Nomor 29 tahun 2014, yang dilanggar dengan diterbitkannya surat keterangan pengganti ijasah oleh kadis.

 

" Terakhir, batal lagi, masuk penjara lagi.Manyasal lai dari belakang. 

Ini tidak main-main, kalau ditanya datanya ada lengkap di beta,"kata Jafar. 

Jafar juga sempat menyinggung nasib yang dialami oleh ponakannya , Robi Nurlatu anggota DPRD Buru dari partai Nasdem yang gagal kembali ke DPRD karena ditelikung di pilegis lalu.

Ia sempat menceritakan banyak hal soal itu. "Robi dia sambale. Mentalitas bagitu mau jadi pemimpin ?,"cibir Jafar.


Dengan nada keras, Jafar juga mengkritisi pernyataan dan ucapan MDR di debat pertama.

"Bapak ibu lihat waktu debat, kandidat nomor 1 bilang katong di Buru ini terjadi krisis moral .

Hamadina, Keda katong ini terjadi krisis moral tidak ?,"tanya Jafar dan dijawab serentak oleh warga dengan katakan, tar ada.


Tegasnya, bahwa masyarakat Buru punya adat dan tabiat yang baik. Begitu juga dengan orang Buton, Bugis, Sula, Jawa, Sunda dan suku lainnya, semua punya adat dan tabiat yang baik.

Dengan adat dan tabiat yang baik itu, masyarakat Buru yang dihuni oleh warga dari seisi Nusantara ini dapat hidup dan berdampingan dengan baik dan selalu terjaga toleransinya.

"Coba bapak ibu buka di google, contoh dari krisis moral itu tidak ada kaitannya dengan pernyataan dia di debat,"tegas Jafar.


Saking jengkelnya dengan kalimat krisis moral dan krisis mental yang disampaikan di debat itu, Jafar dengan nada pedas katakan, dasar orang sekolah yang tidak memenuhi standar pendidikan yang jelas, sehingga itu mempengaruhi cara berpikirnya.


"Bapak ibu jangan lupa, pendidikan itu mempengaruhi cara berpikir , sehingga pantas saja dia bilang katong orang Buru miskin moral, krisis moral," imbuh Jafar. 

Berikutnya, Jafar juga menyentil soal kopi Batabual yang ditanam warga, nanti 6 sampai 10 tahun baru berbuah.


Katanya sudah diuji kadar dan kualitasnya sama seperti kopi di Turki.

Tapi orang yang pernah dikirim ke Turki bukan untuk belajar, namun hanya jalan-jalan.


"Hamadina jauh itu.Coba lihat dan dicek, bukan dia pergi cari tahu kopi , cari tahu kadar kopi dan bagaimana mau bikin kopi. 

Dia diajak di museum, dia lihat Turki.  Jadi Beta seng faham orang ini dia punya manajemen bagaimana  dia membangun isu soal satu tatanan pada satu wilayah,"sindir Jafar.


"Dia tidak faham. Jadi bapak ibu dong mesti mengerti . Dia hanya mau coba-coba tapi tidak diikuti dengan perencanaan dan desain  untuk membangun sebuah isue,"akhiri Jafar. (LTO)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama