Teminabuan – Kepala Suku Awee-Mareno, Joni Kabie, menyatakan dengan tegas bahwa Suku Awee-Mareno tidak ikut serta dalam Musyawarah Besar (Mubes) IMEKKO II Se-Tanah Papua yang dilaksanakan di Inanwatan.
Dalam pernyataannya, Joni Kabie, Jumat (31/10/2025) menegaskan sejumlah alasan kuat di balik penolakan tersebut:
-
Tidak Pernah Dilibatkan
Sejak IMEKKO dibentuk hingga saat ini, Suku Awee-Mareno tidak pernah dilibatkan dalam sejarah dan kegiatan organisasi tersebut. -
Klaim Tanah, Air, dan Udara Adalah Hak Adat Awee-Mareno
Suku Awee-Mareno tidak memberikan kuasa kepada pihak mana pun, termasuk individu atau investor, untuk melakukan kerja sama atas nama suku. -
Tidak Termasuk dalam IMEKKO
Menurut Joni Kabie, dalam singkatan IMEKKO (Imu, Marem, Ewabo, Kaiso, Kokoda, dan Onin), Awee dan Iwaro tidak termasuk di dalamnya.
“Kami punya harga diri yang tidak bisa dipaksakan dalam bentuk apa pun,” tegasnya. -
Menolak Dokumen Kepala Distrik Kokoda Utara
Suku Awee-Mareno menolak dokumen-dokumen yang dibuat Kepala Distrik Kokoda Utara dan timnya, karena tidak menghargai kedudukan kepala suku sebagai pemegang hak konstituen masyarakat adat. -
Tanggapan atas Bencana Alam di Benawa Dua dan Bubuko
Masyarakat hanya mengusulkan pembuatan kanal sebagai solusi jangka panjang, bukan meminta bantuan makanan atau minuman.
“Kami tidak haus, tidak lapar, tidak telanjang. Kami hanya ingin keluar dari keterbelakangan,” ujar Joni.
Namun, menurutnya, janji pemerintah hanya sebatas akan dibahas dalam APBD 2025 dan APBD Induk 2026. -
Kekayaan Alam dan Posisi Strategis Wilayah Adat
Suku Awee-Mareno memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti air bersih, batu, pasir, dan kayu.
Joni menegaskan, “Jalan yang menghubungkan Sorong Selatan dengan wilayah IMEKKO pasti melewati tanah adat kami.” -
Peringatan Tegas Soal Infrastruktur Pemerintahan
“Kami tidak butuh dihormati, tapi ingat – infrastruktur perkantoran pemerintah berdiri di atas tanah adat Awee-Mareno,” katanya menegaskan. -
Pertimbangan Keluar dari Bingkai IMEKKO
Jika kondisi tidak berubah, Suku Awee-Mareno siap bergabung dengan wilayah Mybrat, Sausapor, atau Teluk Bintuni (Provinsi Papua Barat).
Joni juga mengucapkan terima kasih kepada enam suku besar yang selama ini berdampingan: Bira, Nerigo, Iwaro, Kaiso, Imu, dan Yamueti.
Selain itu, ia menyerukan agar Mubes IMEKKO II ditunda hingga setiap suku memiliki kepala suku yang sah.
“Kalau masih ada suku yang belum memiliki kepala suku, maka Mubes harus ditunda sampai penunjukan resmi dilakukan,” ujarnya.
Terakhir, Joni Kabie menilai pelaksanaan Mubes IMEKKO II tidak sesuai mekanisme organisasi adat, terlebih setelah sekretaris panitia Mubes mengundurkan diri.
“Mubes ini tidak sah dan tidak mencerminkan semangat LMA IMEKKO Se-Tanah Papua. Kami, Suku Awee-Mareno, menolak dan siap melaksanakan Musyawarah Besar Adat bersama Suku Kaiso,” tegasnya. (OR-FO)
![]() |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |

