Namrole – Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tercatat menempati urutan paling bawah dalam kasus HIV/AIDS di Provinsi Maluku. Hal ini terungkap dalam kegiatan advokasi, monitoring, dan evaluasi HIV/AIDS yang dilaksanakan oleh Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku selama tiga hari di Bursel.
Meski berada di posisi terbawah, Tim Monitoring KPA Maluku yang dipimpin dr. Sri Ananta mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit mematikan ini.
“Di Buru Selatan bukan berarti tidak ada kasus, namun sejauh ini kasus yang ditemukan bersifat impor, datang dari luar daerah,” jelas dr. Sri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan, Yurdin Halibi, menegaskan bahwa kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Ia menjelaskan, HIV hanya bisa menular melalui jarum suntik, transfusi darah, serta hubungan seksual di luar pasangan atau berganti-ganti pasangan.
“Penyakit ini tidak menular lewat makan satu piring, mandi di kolam yang sama, berjabat tangan, batuk, atau bersin,” tegasnya, ucap Kadis kesehatan, melalui pesan WhatsApp, Rabu (01/10/2025).
Lebih lanjut, Yurdin menyoroti maraknya prostitusi online yang sulit terdeteksi. “Prostitusi online seperti melalui aplikasi michat patut diwaspadai, karena berpotensi membawa virus HIV tanpa terpantau oleh pihak kesehatan,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Bursel berencana menjalin koordinasi dengan pemilik kafe remang-remang. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan melalui pengambilan sampel darah di lokasi kerja.
Selain itu, 13 puskesmas di seluruh Buru Selatan diarahkan untuk terus menggiatkan penyuluhan serta edukasi kepada masyarakat setiap kali mereka berobat.
“Dinas Kesehatan berkomitmen melakukan upaya maksimal agar kasus HIV tidak meningkat di Kabupaten Buru Selatan,” tandas Yurdin. (AL)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |