Langsa Lama – Seorang jurnalis berinisial "H" di Kota Langsa menjadi pusat perhatian setelah muncul dugaan praktik tidak etis dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. Isu ini mencuat seiring dengan respons "H" terhadap kritik yang dialamatkan kepadanya, melalui penerbitan hak jawab di media daring yang ia kelola. Situasi ini memicu perdebatan tentang batasan etika profesi dan tanggung jawab media dalam pemberitaan.
Dugaan Motif di Balik Konfirmasi Dana Desa: Klarifikasi atau Upaya Mendapatkan Keuntungan?
Sumber dari perangkat desa Meurandeh Tengah, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa "H" sempat melakukan konfirmasi terkait alokasi dana desa untuk perbaikan jalan. Namun, sumber tersebut menduga adanya motif lain di balik pertanyaan yang diajukan.
"Kami merasa ada indikasi bahwa yang bersangkutan (jurnalis 'H') mencoba memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan pribadi," ujar sumber tersebut. "Padahal, perbaikan jalan tersebut merupakan tanggung jawab Dinas PUPR Pemko Langsa, bukan wewenang perangkat desa."
Respons Jurnalis "H" Melalui Hak Jawab: Klarifikasi atau Justifikasi?
Menanggapi berbagai tudingan yang dialamatkan kepadanya, jurnalis "H" menggunakan hak jawabnya di media daring yang ia kelola. Namun, alih-alih memberikan klarifikasi yang objektif, narasi yang disampaikan justru dinilai oleh sebagian pihak sebagai upaya justifikasi diri dan menyudutkan pihak lain.
Dalam hak jawabnya, "H" menyinggung tentang desakan kepada Walikota Langsa untuk berhati-hati dalam memilih Penjabat (PJ) Geuchik, serta mengklaim adanya perbedaan informasi yang disampaikan oleh PJ Geuchik kepada medianya dengan media lain.
Tanggapan dari Kalangan Jurnalis dan Pemerhati Media:
Menanggapi polemik ini, sejumlah jurnalis dan pemerhati media di Kota Langsa menyampaikan pandangan yang beragam. Beberapa di antaranya menyayangkan adanya dugaan praktik tidak etis yang dilakukan oleh jurnalis "H", dan menekankan pentingnya menjaga integritas profesi serta mematuhi Kode Etik Jurnalistik.
"Sebagai jurnalis, kita harus mengedepankan kepentingan publik dan memberikan informasi yang akurat serta berimbang," ujar seorang jurnalis senior di Langsa. "Jangan sampai profesi kita disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu."
Pemerhati media juga menyoroti pentingnya media untuk memberikan ruang yang sama bagi semua pihak yang terlibat dalam polemik ini, serta menghindari pemberitaan yang bersifat menghakimi atau tendensius.
Pentingnya Verifikasi dan Pemberitaan yang Berimbang:
Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh jurnalis untuk selalu melakukan verifikasi yang cermat terhadap setiap informasi yang diperoleh, serta memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak untuk memberikan klarifikasi dan menyampaikan pandangannya.
Dewan Pers juga mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang dilakukan oleh media atau jurnalis. (OR-RK)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |