Ambon - Setelah lebih dari satu bulan terjun langsung ke tengah masyarakat, sebanyak 92 mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon resmi ditarik kembali dari lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Seremoni penarikan ini berlangsung di Gedung Auditorium IAKN Ambon pada Senin (25/8/2025), pukul 11.30 WIT, dan dihadiri berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Ambon, perwakilan Klasis Pulau Ambon Timur, para Ketua Majelis Jemaat, serta pemerintah negeri-negeri lokasi KKN seperti Waai, Suli, Passo, dan Halong.
Kegiatan ini menjadi momentum penting, menandai berakhirnya pengabdian mahasiswa di masyarakat yang difokuskan di wilayah Klasis Pulau Ambon Timur. Dalam sambutannya, Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, ST., MT., yang hadir mewakili Walikota, menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa dalam meningkatkan produktivitas dan kesadaran masyarakat.
"Kami berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah menciptakan dampak positif di tengah masyarakat, terutama dalam membangun kesadaran kolektif melalui KKN," ungkap Sapulette.
Ia juga menyoroti persoalan lingkungan, khususnya sampah, yang menjadi perhatian pemerintah kota. Dirinya berharap kolaborasi seperti KKN dapat menjadi bagian dari solusi nyata.
"Kami harap mahasiswa turut ambil bagian dalam penanganan masalah sampah. Meski dengan keterbatasan alat dan SDM, pemerintah kota berupaya semaksimal mungkin, dan kehadiran mahasiswa sangat membantu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Sapulette berharap program KKN IAKN Ambon bisa terus berkelanjutan tiap tahun sebagai bentuk sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat.
Sementara itu, Rektor IAKN Ambon, Prof. Dr. John Rumahuru, dalam arahannya menegaskan pentingnya sinergitas antara kampus, gereja, dan masyarakat melalui program-program seperti KKN.
"Apa yang disampaikan oleh pemerintah kota sejalan dengan misi kami, yakni membangun sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan jemaat melalui pengabdian nyata," tegasnya.
Namun, Prof. Rumahuru juga mengakui adanya keterbatasan dalam pendanaan program KKN, yang membuat kegiatan ini hanya berlangsung satu bulan.
"Idealnya, KKN bisa lebih dari satu bulan, namun pembiayaan yang tersedia belum mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan program di masyarakat. Tapi kami sangat terbuka dengan inisiatif dari jemaat atau masyarakat untuk mendukung keberlanjutan kegiatan ini," jelasnya.
Rektor juga menekankan pentingnya pertanggungjawaban akademik dari kegiatan KKN melalui laporan yang disusun oleh mahasiswa, dengan bimbingan para dosen pembimbing lapangan.
Di akhir acara, Pemerintah Negeri Waai menyerahkan hadiah Monitoring dan Evaluasi (Monevla) kepada Sekretaris Kota Ambon, yang kemudian diserahkan kepada Rektor IAKN Ambon sebagai bentuk apresiasi terhadap program KKN tahun ini.
Untuk diketahui, kegiatan KKN 2025 ini hanya melibatkan empat program studi di IAKN Ambon, yakni Teologi, Pariwisata Agama dan Budaya, Agama dan Budaya, serta Musik Gerejawi. Lokasi kegiatan difokuskan di Jemaat-jemaat GPM dalam wilayah Klasis Pulau Ambon Timur, seperti Jemaat GPM Waai, Suli, Tial, Larike, Wayari, Passo (termasuk Passo Utara dan Passo Anugerah), Fajar Pengharapan, dan Waringin Pintu. (OR-EH)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |