Close
Close

Disdukcapil Halsel Mengecewakan: Urus KTP Berbelit dan ATM Pun Hilang

iklan ditengah halaman

Halsel – Seorang mahasiswa asal Desa Dowora, Kecamatan Gane Barat Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, Asrul Madra, mengungkap pengalaman pahit saat mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Halsel. Ia mengaku dipermainkan oleh oknum petugas Capil hingga harus bolak-balik kantor tanpa kejelasan.


Kepada media ini, Asrul menyampaikan bahwa ia datang ke kantor Disdukcapil pada Kamis (31/07/2025), untuk memperbaiki data KTP-nya yang tidak sesuai dengan ijazah. Namun, alih-alih mendapat layanan cepat, ia justru mengalami perlakuan yang mengecewakan.


“Saya ikuti semua prosedur. Diminta daftar di aplikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD), saya daftar. Mereka bilang data saya sudah terekam sejak saya SMK, dan datanya sudah keluar. Tapi, besoknya saya disuruh datang lagi, katanya tinggal ambil. Tapi ternyata saya disuruh rekam ulang,” ujar Asrul.


Menurut penuturannya, ada tiga orang petugas yang terlibat dalam kejadian tersebut. Salah satu di antaranya, seorang perempuan yang awalnya menjanjikan dokumen bisa diambil keesokan hari. Namun saat Asrul datang kembali pada Jumat (01/08/2025), proses menjadi semakin rumit. Bahkan, kartu ATM miliknya yang sempat ditahan oleh pihak Capil menghilang secara misterius.


“Untung saya bawa dua ATM. Saya kasih satu lagi supaya bisa rekam ulang. Tapi setelah itu saya harus cari ibu yang pegang ATM saya, mutar-mutar, kayak bola yang dipermainkan. Setelah saya rekam ulang, saya malah tidak dilayani. Padahal saya sudah dijanjikan dokumen bisa diambil hari itu,” lanjutnya dengan nada kecewa.


Asrul mengaku dipingpong dari satu petugas ke petugas lain. Ia berulang kali ditinggalkan tanpa penjelasan, bahkan diabaikan meski sudah menunggu lama. Saat mencoba menanyakan progres dokumen miliknya, ia justru mendapat respon dingin dan menyakitkan.


“Mereka bilang ‘tunggu saja di luar’. Saya tunggu, tapi berjam-jam tidak ada kejelasan. Saat saya tanya lagi, mereka hanya mengabaikan. Apa salah saya datang sebagai warga negara yang butuh dokumen resmi?” ungkapnya geram.


Asrul menyayangkan sikap dan etika pelayanan dari petugas Capil Halsel yang dinilainya jauh dari profesional. Ia menekankan bahwa dokumen seperti KTP sangat penting, terlebih bagi mahasiswa yang tengah mengurus berbagai keperluan kampus.


“Bagaimana saya bisa lanjut urus beasiswa, kampus, dan administrasi lain kalau KTP saya tidak selesai? Saya butuh cepat dan jelas, bukan dipermainkan,” tegasnya.


Ia juga menilai bahwa Capil seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan administrasi yang cepat, efisien, dan akurat. Namun, yang ia alami justru sebaliknya: prosedur yang berbelit, sikap petugas yang tidak ramah, dan layanan yang buruk.


“Kantor Capil seharusnya punya sistem, teknologi, dan SDM yang siap melayani masyarakat. Tapi yang saya rasakan, justru saya seperti orang yang tidak dianggap. Saya kecewa berat,” katanya.


Atas kejadian ini, Asrul secara terbuka meminta Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, serta Kepala Dinas Capil Halsel, Helmi Umar Muchsin, untuk turun tangan mengevaluasi kinerja para petugas.


“Ini bukan hanya tentang saya. Banyak masyarakat pasti mengalami hal yang sama tapi tidak berani bicara. Kalau pelayanan seperti ini terus dibiarkan, kepercayaan publik terhadap pemerintah bisa hilang,” pungkas Asrul. (OR-Ri/iky)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama