"Apa yang diperjuangkan, menyambung apa yang bapak-ibu inginkan, Beta pastikan tidak ada seribu rupiah di sana. Beta seng mau," tandas Bambang.
Langlangbuana saat melakukan reses masa sidang III tahun 2021, bertempat di lapangan Desa Karangjaya pada Rabu malam (10/11/2021).
Bambang merasa perlu menyampaikan ini, setelah melihat trend adanya sejumlah oknum wakil rakyat di DPR RI maupun DPRD Propinsi dan Kabupaten/Kota yang terjerat korupsi dan ditangkap aparat penegak hukum.
Menurut Bambang ada gejala yang lagi trending, kalau pokok-pokok pikiran wakil rakyat dari hasil reses setelah dibahas di lembaga parlemen, kemudian menjadi obyek bagi oknum di lembaga legislatif itu untuk mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara terlibat di suatu proyek.
Ia mewanti-wanti dirinya agar selalu berhati-hati, sebab godaan hasil reses untuk menggolkan usulan warga peluangnya sangat terbuka luas.
Bercermin dari berbagai kasus yang menimpa sejumlah oknum di legislatif, potensi dan godaan korupsi itu dimulai dari hasil reses yang kemudian gool saat pembahasan dan penetapan anggaran.
Setelah itu, oknum yang mengawal hasil reses ini turut andil terlibat di proyek, sehingga kalau ketahuan so pasti berurusan dengan penegak hukum.
"Katong mau urus proyek, kerja proyek,dapat segala macam hal-hal yang aneh-aneh lalu Katong mau bicara apa lagi. Iya kan? Padahal tugas mengawasi adalah Katong. Terakhir penegakan hukum , jaksa, polisi , KPK , itu dong tangkap Katong," soalkan Bambang.
Bambang menyimak berita di tv, surat Khabar dan media online, sehingga berharap kejadian seperti itu menimpa dirinya dan rekan-rekan di DPRD Buru.
"Cukup Katong lihat di TV dan baca di media online saja," tutur Bambang.
Bambang mensyukuri nikmat dari Allah SWT dan kepercayaan dari masyarakat sehingga dapat mewakili PPP duduk di DPRD. Ia sangat mensyukuri posisi dan fasilitas yang ada, serta gaji semenjak dilantik menjadi wakil rakyat.
Selain itu ia mensyukuri nikmat lainnya yaitu nikmat kesehatan dan bebas dari suatu penyakit, sehingga ia dapat beraktifitas secara lancar, termasuk pula mengadakan reses dan bertemu langsung dengan masyarakat Desa Karangjaya dan Desa Lala.
Mensyukuri berbagai nikmat itu, Bambang dan keluarga tidak cukup hanya mengucapkan syukur, melainkan pula dengan tindakan lainnya yakni bersujud kepada Allah SWT dan terus berbagi dengan konstituen.
"Posisi yang ada ini sudah terlalu besar untuk Beta," akui Bambang.
Bambang dengan polos mengakui pula, terkadang ia merinding kalau harapan dari konstituennya di Dapil I Kec.Namlea terlalu besar. Dia takut tidak mampu memperjuangkan harapan dan keinginan warga masyarakat ini.
"Makanya Beta seng berani berikan janji. Beta selalu menyampaikan, akan selalu berusaha, bersuara sampai paling tidak ada satu dua keinginan yang bisa jalan karena eksekusi terakhir ada di kekuasaan, ada di eksekutif," tutur Bambang.
Selama melakukan tatap muka dengan masyarakat di kedua desa itu, ada warga yang meminta agar dibangun talud penahan gelombang di RSU Lala yang letaknya terlalu dekat dengan pantai.
Warga juga meminta disuarakan keinginan untuk mendapatkan alat potong kripik sukun, ada yang meminta alat tangkap nelayan berupa jaring ikan.
La Jari dari Desa Karangjaya bahkan meminta agar wakil rakyat ini turut memperjuangkan nasib pedagang kaki lima asal kampung itu yang berjualan di Pasar Namlea dan selalu menjadi korban penertiban.
Ia juga meminta agar dibangun jalan usaha tani menuju lahan daun minyak kayu putih di belakang desa Karangjaya, sehingga mempermudah warga untuk menitik dan mengangkut daun dari sana.
Atas semua permintaan itu, Bambang bertekad akan meneruskannya saat pembahasan di DPRD. Bila semuanya tidak dapat diakomodir, paling tidak ada satu dua aspirasi yang menjadi skala prioritas dapat terakomodir. (LTO)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |
