Kepala Subseksi Pembinaan, Mustafa La Abidin menyampaikan pembagian ini dilakukan atas dasar permintaan warga binaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari didalam Lapas dan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. “Dari 8 orang yang bekerja, hari ini ada 3 orang yang kita berikan premi masing-masing dengan besaran berbeda-beda. Ada yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan ada yang diambil untuk dikirimkan kepada sanak keluarga,” ujar Mustafa.
Ia menambahkan premi ini tidak langsung habis dibagikan melainkan sisanya ditabung dan akan diberikan ketika warga binaan sudah selesai menjalani masa pidana. Berkat hasil dari pertanian Buncis, Jagung, Tomat, Cabai, Semangka, dan Ketimun, saat ini premi warga binaan telah mencapai hampir Rp.900.000 per orang semenjak panen pertama yang digelar September lalu.
“Karena komoditasnya banyak maka premi mereka juga banyak. Setiap hasil panen kami bagi 70% untuk modal dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan 30% untuk premi warga binaan. Dari 30% itu kemudian dibagi lagi kepada 8 orang warga binaan yang bekerja di lahan pertanian luar lapas,” tambah Mustafa.
Sementara itu, Kepala Lapas Namlea, Muhammad M. Marasabessy menjelaskan pembagian hasil premi kepada warga binaan ini terbagi atas dua kelompok, yang pertama kelompok tani dibagian dalam tembok dan kedua, kelompok tani dibagian luar tembok. Premi ini dilakukan sebagai wujud pemenuhan hak dasar warga binaan.
“Mereka berhak menerima hasil dari apa yang mereka tekuni selama ini. Kami harap, dari premi ini, warga binaan semakin menunjukkan semangatnya untuk mengikuti program pembinaan dan terus memperbaiki kualitas diri menjadi pribadi yang berdikari ketika sudah bebas,” jelasnya. (LTO)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |