Close
Close

Ngobrol Pintar di IAKN Ambon: Anggota DPRD Maluku Soroti Peran Strategis Tangani Isu Sosial

Ambon – Suasana kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon mendadak hangat dan penuh antusias pada Jumat, 10 Oktober 2025. Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Ridwan Nurdin, S.Si, M.Kes, hadir sebagai pemateri dalam acara Ngobrol Pintar (Ngopi) yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Agama dan Budaya. Acara berlangsung di Plaza Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan (FISK) IAKN Ambon, pukul 10.00–12.00 WIT.


Dengan mengangkat tema “Peran DPRD Dalam Menangani Isu Sosial dan Konflik Komunal di Maluku”, Ridwan Nurdin menyampaikan sejumlah pandangan dan komitmen DPRD dalam menghadapi tantangan sosial di daerah. Ia menyebut bahwa keterlibatan DPRD tidak hanya berhenti pada fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran, tetapi juga mencakup peran edukatif bagi masyarakat, terutama generasi muda.


“Kegiatan ini sangat menarik. Ngobrol Pintar seperti ini perlu dibudayakan, tidak hanya di IAKN tapi juga di kampus-kampus lainnya, agar mahasiswa bisa berdiskusi dan berpikir kritis terhadap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi Maluku,” ujarnya kepada media.


Ridwan menegaskan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam menyelesaikan konflik sosial yang masih marak terjadi di berbagai wilayah Maluku. Tokoh agama, masyarakat, aktivis, hingga pemuda, disebutnya sebagai bagian dari kekuatan yang mampu mendorong transformasi sosial.


“Persoalan sosial dan konflik komunal di Maluku sudah sangat kompleks. Tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja, perlu kolaborasi semua unsur,” tambahnya.


Dalam kesempatan itu, ia juga mendorong adanya seminar nasional di IAKN Ambon guna membahas ketimpangan sosial dan mendukung aspirasi menjadikan Maluku sebagai provinsi kepulauan.


Sementara itu, Ketua HMPS Agama dan Budaya, Vitalia Rahayaan, menjelaskan bahwa kegiatan Ngopi yang semula bersifat rutin kini mulai diarahkan pada isu-isu aktual dan berdampak bagi mahasiswa.


“Awalnya Ngopi hanya dijalankan seadanya dua kali dalam sebulan. Sekarang kami mencoba mengangkat tema yang lebih relevan dan memberi dampak langsung terhadap mahasiswa,” ungkapnya.


Rahayaan juga menekankan pentingnya orisinalitas dalam berdiskusi. Ia mengingatkan para peserta untuk tidak bergantung pada kecerdasan buatan dalam menyusun pertanyaan.


Ridwan turut menyampaikan penjelasan mengenai regulasi yang mengatur fungsi DPRD, khususnya dalam perannya sebagai pengawas sosial. Materi yang dibawakan memantik diskusi hangat antara mahasiswa dan legislator, menciptakan ruang dialog yang dinamis di tengah kampus. (OR-EH)

Baca Juga
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami
agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama