![]() |
| Foto: Ketum Partai Gema Bangsa, Ahmad Rofiq bersama sejumlah Pengurus DPD Partai Gema Bangsa Bekasi. |
Pengunduran diri tersebut disampaikan langsung oleh Norma melalui pesan WhatsApp kepada seluruh jajaran pengurus DPD pada Rabu (22/10/2025), dan telah dikonfirmasi oleh yang bersangkutan kepada redaksi Orasi Rakyat.
"Saya mengundurkan diri karena ingin fokus pada kesehatan dan pekerjaan. Saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama selama ini, dan memohon maaf apabila ada kesalahan selama menjabat sebagai pengurus," tulis Norma dalam pesan pengunduran dirinya.
Norma juga memastikan bahwa surat tersebut telah ia sampaikan kepada Ketua DPD yang baru, dan dikonfirmasi kepada seluruh pengurus DPD.
"Iya Bang, sudah saya pertimbangkan sebelumnya. Pengunduran diri saya sudah diketahui semua pengurus. Ketua DPD pun sudah merespon dan mengucapkan terima kasih," ujar Norma saat dikonfirmasi lebih lanjut.
Tidak Sendirian, Pengurus Lain Menyusul Mundur?
Informasi yang dihimpun dari internal partai menyebutkan bahwa Norma bukan satu-satunya pengurus yang akan mengundurkan diri. Beberapa sumber menyebutkan ada sejumlah pengurus lainnya yang juga mempertimbangkan langkah serupa dalam waktu dekat.
Namun, ketika dimintai konfirmasi via pesan WhatsApp, Rabu (22/10/2025), Ketua DPD yang baru, Dedy Ferdiyanto memilih bungkam.
Tak hanya Dedy, Ketua DPW Partai Gema Bangsa Jawa Barat, Ade Wardhana Adinata maupun Sekretaris DPW Partai Gema Bangsa Jawa Barat, Etim Rodiana memilih bungkam. Pesan WhatsApp yang dikirimkan kepada keduanya sejak Selasa (21/10/2025) maupun Rabu (22/10/2025) pun tak direspon.
Kepengurusan DPD Dirombak Sepihak, Jadi Biang Kerok
Kisruh ini mencuat setelah terbitnya Surat Keputusan (SK) baru dari DPP Partai Gema Bangsa pada 7 Agustus 2025 yang secara tiba-tiba mengganti susunan pengurus inti DPD Kota Bekasi tanpa proses musyawarah.
Struktur sebelumnya, berdasarkan SK No. 076/BK/DPP-PGB/VI/2025, menetapkan Budi Ariyanto sebagai Ketua DPD, Dedy Ferdiyanto sebagai Sekretaris, dan M. Zaki sebagai Bendahara. Namun SK terbaru, No. 254/BK/DPP-PGB/VIII/2025, mengganti posisi Ketua menjadi Dedy Ferdiyanto, Sekretaris Dyka, dan Bendahara Zaky.
Yang menjadi sorotan, pergantian ini dilakukan tanpa rapat pleno, tanpa pemberitahuan ke pengurus lama, dan tanpa alasan tertulis.
“Tanpa alasan yang jelas, saya diberhentikan dari jabatan Ketua. Ini jelas tidak sesuai mekanisme organisasi,” tegas Budi Ariyanto.
Penolakan dan Perlawanan dari Pengurus Lama
Wakil Ketua I, Norma Basari sebelum menyatakan mundur, juga sempat menyoroti ketidakwajaran SK baru tersebut. Ia menyatakan bahwa SK tersebut tidak melalui mekanisme sah dan tidak memiliki legitimasi yang kuat.
"Saya masih tercantum di dua SK, tapi SK baru ini muncul tanpa dasar pleno. Beberapa pengurus lama menolak menjalankan tugas di bawah struktur baru," ungkapnya.
Senada, Agus Mulyadi, salah satu Wakil Ketua lainnya, mengaku dikeluarkan dari grup internal tanpa penjelasan apa pun.
"Saya sempat protes, tapi malah dikeluarkan dari grup. Sangat tidak etis," ujarnya kecewa.
Ketua Baru Bungkam, Publik Bertanya
Sebelumnya, upaya konfirmasi ke Ketua DPD baru, Dedy Ferdiyanto, juga tidak menghasilkan kejelasan. Ketika dihubungi via WhatsApp oleh wartawan Orasi Rakyat, Dedy justru mempertanyakan dari mana nomor kontaknya diperoleh.
"Dapat no saya darimana ya bang?" balas Dedy singkat.
Ketika dijelaskan bahwa pihak media ingin mengonfirmasi polemik internal partai, Dedy kembali menjawab samar dan enggan memberikan klarifikasi lebih lanjut. Hingga berita ini diturunkan, ia belum memberikan pernyataan resmi.
Partai Muda, Ujian Dini
Partai Gema Bangsa yang baru berdiri pada Januari 2025 dan mendapat legalitas dari Kemenkumham pada Maret 2025, kini menghadapi ujian berat dalam membangun soliditas internal. Partai besutan Ahmad Rofiq, eks Sekjen Partai NasDem dan Perindo ini, mengusung semangat desentralisasi politik, namun justru dihadapkan pada dinamika internal yang mencoreng citra awalnya.
Bekasi menjadi sorotan sebagai salah satu daerah yang pertama kali mengalami konflik serius dalam tubuh partai ini.
Apakah konflik ini akan merembet ke daerah lain? Dan apakah kepemimpinan baru mampu memulihkan kepercayaan kader serta publik?
Waktu yang akan menjawab, namun satu hal jelas: Partai Gema Bangsa menghadapi ujian konsolidasi yang tidak ringan di usia yang masih sangat belia. (OR-AAA)
![]() |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |

