Tebing Tinggi - Sebanyak 18 siswa Sekolah Rakyat (SR) di Kota Tebing Tinggi diduga mengalami keracunan makanan pada Senin (01/09/2025). Insiden ini menimbulkan kepanikan di kalangan orang tua maupun pihak sekolah.
Sejumlah siswa harus mendapat perawatan medis di rumah sakit dan puskesmas, sementara lainnya ditangani langsung di sekolah. Direktur RS Natama, dr. Edi Sembiring, membenarkan adanya belasan siswa yang dilarikan ke rumah sakit tersebut.
“Anak-anak yang dirujuk sempat mengalami gejala mual dan pusing. Namun sebagian sudah mulai pulih setelah mendapatkan perawatan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SR, Khairul Anwar Lubis, menyatakan pihak sekolah belum dapat memastikan apakah kasus ini sepenuhnya disebabkan oleh keracunan makanan. Ia menyebut ada siswa yang memang memiliki riwayat penyakit bawaan. “Anak-anak yang dirawat di RS Natama tidak seluruhnya karena sarapan pagi. Beberapa memang sudah punya riwayat penyakit sebelumnya,” kata Khairul.
Dari total 97 siswa yang terdaftar di SR, terdapat 18 siswa yang mengalami gejala setelah sarapan dan masuk kelas sekitar pukul 08.30 WIB.
Dari jumlah tersebut, 1 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 17 lainnya perempuan. Sebanyak 12 siswa dibawa ke RS Natama, 4 ke Puskesmas Tanjung Marulak, dan 2 lainnya ditangani di UKS sekolah,” tambah Khairul.
Peristiwa serupa ternyata bukan yang pertama. Pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu, sebanyak 17 siswa juga mengalami gejala yang sama dan harus mendapat perawatan medis di RS Natama serta Puskesmas Teluk Karang.
Menanggapi hal ini, vendor katering yang sebelumnya bekerja sama dengan SR, Idramsyah, menyatakan kontraknya telah berakhir pada 31 Agustus 2025.
“Kontrak kerja saya sudah selesai. Untuk lebih jelasnya, silakan konfirmasi langsung ke pihak Sekolah Rakyat atau perwakilan Kementerian Sosial yang berwenang,” kata Idramsyah.
Kepala SR menegaskan bahwa sekolah tidak memiliki kewenangan langsung terkait penyediaan katering, karena hal tersebut merupakan urusan Kementerian Sosial (Kemensos).
“Sekolah tidak tahu siapa vendor kateringnya. Itu langsung diatur oleh Kemensos. Kami hanya menerima,” ujarnya.
Meski demikian, sejumlah pihak menilai perlu adanya evaluasi mekanisme penunjukan vendor katering agar peristiwa serupa tidak terus berulang.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Sekolah Rakyat Tebing Tinggi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan keracunan makanan tersebut.
Para orang tua berharap kasus ini segera diusut tuntas demi menjamin keselamatan siswa yang bersekolah di SR. (OR-Azwin)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |