Rakernas ini akan dihadiri para pemangku kebijakan dari Pemprov Kalteng, punggawa Pewarna dari berbagai pelosok negeri, dan sederet tokoh inspiratif. Namun, sorotan utama tertuju pada malam penganugerahan Apresiasi Pewarna Indonesia (API), sebuah perhelatan yang akan memberikan penghargaan kepada para pejuang kemanusiaan yang jarang terekspos.
"API ini bukan sekadar bagi-bagi piala. Ini adalah pernyataan sikap! dari Pewarna Indonesia yang ingin mengangkat kisah-kisah inspiratif dari mereka yang berjuang tanpa pamrih, yang bekerja keras menjaga keutuhan bangsa dan merawat bumi pertiwi," tegas Kefas Hervin Devananda, S.H.,S.Th.,M.Pd.K., alias Romo Kefas, Direktur LKBH Pewarna Indonesia, saat diwawancarai awak media. "Sudah terlalu lama kita disuguhi berita-berita sensasional yang bikin gaduh. Saatnya kita fokus pada hal-hal positif, pada solusi, pada harapan!"
13 Kategori: Bukan Sekadar Simbol, Tapi Cermin Nilai yang Diperjuangkan Pewarna
API 2025 akan memberikan penghargaan dalam 13 kategori yang merepresentasikan spektrum luas nilai-nilai yang diperjuangkan Pewarna:
- Figur Penjaga Keberagaman Non Pemerintah
- Figur Birokrat Kesetaraan
- Figur Bidang Hukum
- Figur Pemuda
- Artis/Publik Figur
- Figur Bidang Pendidikan
- Figur Politisi
- Figur Tokoh Media
- Figur Oikumene
- Figur Lembaga Misi Paling Berperan
- Figur Budaya
- Figur Peduli Lingkungan
- Sahabat Pewarna Indonesia
Nama-nama besar seperti Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos dan sinden fenomenal Elisha Orcarus Allasso masuk dalam daftar nominasi, namun Romo Kefas menekankan bahwa API bukan hanya tentang popularitas.
Suyito Basuki: "Use It or Lose It!" Pewarta Jawa yang Menggugah Kesadaran Budaya
Sosok Suyito Basuki, Ketua Pewarna PD Jateng yang dinominasikan sebagai Figur Budaya, menjadi representasi nyata komitmen Pewarna terhadap pelestarian budaya. Romo Kefas dengan antusias menuturkan kekagumannya:
"Mas Suyito ini bukan sekadar pelestari budaya, tapi juga inovator! Beliau menghidupkan kembali bahasa Jawa dalam konteks Kekristenan. Kita seringkali lupa, bahasa itu bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga identitas. Kalau tidak kita gunakan, ya hilang! Use it or lose it! Itulah semangat yang beliau tularkan."
Romo Kefas juga menyoroti peran Suyito sebagai dhalang wayang wahyu, sebuah bentuk inkulturasi yang cerdas dan relevan. "Wayang itu kan media yang sangat populer di Jawa. Dengan mengangkat kisah-kisah Alkitab lewat wayang, Mas Suyito berhasil menjembatani iman dan budaya dengan cara yang sangat kreatif," ujarnya.
Romo Kefas: "Jangan Jadi Wartawan 'Yes Man'! Jadilah Agen Perubahan!"
Namun, Romo Kefas tak ingin Pewarna hanya menjadi organisasi yang memberikan penghargaan. Ia ingin Pewarna menjadi lokomotif perubahan, khususnya dalam dunia jurnalisme.
"Saya tidak mau ada wartawan Kristen yang jadi 'Yes Man', yang cuma manut sama atasan atau pemilik modal. Kita harus berani menyuarakan kebenaran, membela yang lemah, dan mengkritisi yang salah! Kita harus jadi agent of change!" serunya dengan nada bersemangat.
Ia juga menekankan pentingnya peran Pewarna dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan merawat lingkungan hidup. "Menghijaukan Nusantara itu bukan cuma soal tanam pohon, tapi juga soal menanamkan nilai-nilai kasih, toleransi, dan keadilan dalam hati setiap anak bangsa," pungkasnya.
Dukungan untuk acara API dapat diberikan melalui polling yang akan segera dibuka di [https://forms.gle/zGFPDxQUWuDwsUPj6]. Batas waktu pengisian polling adalah 27 Oktober 2025, pukul 23.59 WIB. Jangan lewatkan kesempatan untuk memberikan suara Anda! (OR-VH/IRF)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |