Konawe - Tragedi menimpa warga Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Seorang perempuan muda berinisial FA (Fitri Amalia) tewas tenggelam pada Senin (29/09/2025), di sebuah lokasi yang dulunya merupakan sungai dangkal tempat warga mencuci kendaraan dan mandi. Namun kini, tempat itu telah berubah menjadi kubangan dalam, diduga akibat aktivitas penggalian liar oleh perusahaan tambang PT Abadi Nikel Nusantara (ANN).
FA saat itu tengah mencuci motor di sungai yang berada di Kelurahan Routa, seperti biasa. Namun tanpa disadarinya, bagian dasar sungai yang dulu dangkal kini menjadi dalam dan licin. Lubang-lubang bekas galian tambang yang tak diberi rambu peringatan menyebabkan FA terpeleset dan tenggelam hingga meninggal dunia.
Randi Liambo, aktivis peduli hukum asal Sulawesi Tenggara dan juga pemuda Routa, angkat bicara tegas. Ia menyebut kejadian ini bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan bukti nyata kelalaian dan keserakahan korporasi tambang.
“Adik kami Fitri Amalia kehilangan nyawa bukan karena nasib buruk, tapi karena pengabaian yang sistematis dari perusahaan tambang yang beroperasi tanpa memperhatikan keselamatan warga. Tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk mandi dan mencuci, tiba-tiba berubah jadi lubang maut akibat aktivitas PT ANN,” ujar Randi dalam pernyataannya kepada media ini, Selasa (30/09/2025).
Menurut Randi, lokasi galian tersebut merupakan hasil aktivitas PT ANN yang mengambil material batu dan pasir dari Sungai Lailindu, tanpa izin dan tanpa sosialisasi ke masyarakat sekitar. Bahkan, tidak ada papan peringatan, rambu keselamatan, atau barikade pengaman di sekitar area berbahaya tersebut.
Lebih lanjut, Randi menyebut PT ANN beroperasi secara mencurigakan. Lokasi tambang yang mereka kelola berada sangat dekat dengan pemukiman warga dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Tengah. Aktivitas mereka diduga tidak mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sah dan tidak melakukan kajian AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang memadai.
“Mereka keruk pasir dan batu dari sungai yang sejak lama menjadi sumber air utama warga Routa. Sekarang sungai itu rusak, keruh, dan berubah fungsi jadi tempat galian liar. Parahnya lagi, hasil tambang mereka angkut melewati jalan nasional tanpa izin dan tanpa bayar pajak,” tegasnya.
Kemarahan warga Routa memuncak. Selain menyalahkan pihak perusahaan, masyarakat juga menuding Aparat Penegak Hukum (APH) dan pemerintah daerah sebagai pihak yang membiarkan tragedi ini terjadi.
“Sudah banyak laporan warga, tapi aparat diam. Pemerintah juga tak tegas. Kalau tidak ada tindakan, kami akan bergerak sendiri. Kami siap turun aksi massa dan menghentikan operasional PT ANN secara paksa,” ujar Randi.
Tragedi di Routa menjadi satu dari banyak kasus tambang yang memakan korban jiwa di Sulawesi Tenggara. Wilayah kaya nikel ini menyimpan ironi: kekayaan alam justru menjadi bencana bagi rakyat. Dari tanah longsor, pencemaran sungai, konflik agraria, hingga kematian tragis akibat galian maut.
PT ANN kini menjadi simbol buruk bagaimana perusahaan tambang bisa beroperasi bebas, tanpa pengawasan ketat, dan tanpa memperhatikan keselamatan lingkungan dan warga.
Pertanyaan pun mengemuka: siapa yang bertanggung jawab?
PT ANN sebagai pihak yang menggali lubang maut tanpa pengamanan tentu menjadi pihak pertama yang harus dimintai pertanggungjawaban. Pemerintah daerah dan provinsi juga tak bisa lepas tangan, karena izin dan pengawasan lingkungan adalah wewenang mereka. Sementara itu, aparat penegak hukum turut menjadi sorotan karena dianggap tak serius menangani laporan-laporan warga terkait aktivitas tambang yang meresahkan.
Bagi keluarga FA dan masyarakat Routa, satu nyawa adalah terlalu mahal untuk jadi korban keserakahan korporasi. Kini mereka menuntut pertanggungjawaban penuh dari pihak perusahaan dan pemerintah. Jika tidak ada keadilan, maka gelombang protes bisa jadi tak terelakkan.
“Kami bukan anti-investasi. Tapi investasi yang membunuh warga dan menghancurkan alam bukanlah pembangunan. Itu penjajahan,” pungkas Randi. (OR-Rls)
![]() |
Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |