Aksi berlangsung mulai pukul 11.20 hingga 16.00 WIT. Para mahasiswa memulai orasi dan penggalangan dana di perempatan lampu merah Kota Ambon, kemudian melanjutkan aksi berjalan kaki menuju kawasan Pasar Mardika.
Koordinator Lapangan, William Ropena, menjelaskan bahwa kegiatan ini murni bersifat kemanusiaan dan sebagai bentuk solidaritas mahasiswa terhadap salah satu warga dari Pegunungan Seram Utara.
“Aksi ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap Ibu Novi Ilelapotoa yang sedang mengalami kanker rahim. Kami membuka donasi untuk membantu biaya pengobatannya. Ini adalah bentuk nyata solidaritas kami sebagai representasi dari keluarga besar Pegunungan Seram Utara,” ujar Ropena kepada wartawan.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada warga Kota Ambon yang telah menunjukkan empati dan ikut berdonasi.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada masyarakat Ambon yang telah ikut membantu. Sekecil apa pun bantuan yang diberikan, sangat berarti bagi kami dan keluarga Ibu Novi.”
Sementara itu, Ketua Umum Gema Penu Setara, Simon Maloy, menyatakan bahwa aksi ini menjadi simbol kuatnya rasa kebersamaan antar sesama warga Pegunungan Seram Utara.
“Kami merasa terpanggil untuk membantu, karena Ibu Novi adalah bagian dari keluarga besar kami di Pegunungan Seram Utara, khususnya Negeri Maraina. Kami mengajak seluruh pemuda untuk bersatu, menjaga semangat gotong-royong, dan tidak menutup mata terhadap penderitaan saudara kita,” ungkap Maloy.
Simon juga berharap lebih banyak masyarakat, terutama warga Seram Utara, turut berkontribusi demi kesembuhan Ibu Novi.
“Mari kita saling bantu. Kesembuhan Ibu Novi adalah harapan kita bersama. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Ambon yang telah menyisihkan rejeki mereka dalam aksi ini,” tutupnya.
Kondisi Ibu Novi dan Perjalanan Pengobatan
Diketahui, Ibu Novi Ilelapotoa adalah warga Negeri Maraina, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. Ia mulai merasakan gejala penyakit sejak pertengahan 2024. Setelah menjalani perawatan awal di Puskesmas Laimu, ia sempat dirujuk ke RSUD Masohi. Pada Januari 2025, ia kembali ke RSUD Masohi untuk transfusi darah karena kondisi hemoglobin yang rendah.
Namun karena kondisinya tak kunjung membaik, rujukan kembali diberikan ke RSUD Leimena di Kota Ambon pada Agustus 2025 untuk penanganan lanjutan terhadap kanker rahim yang dideritanya. (OR-EH)
 |
| Klik ☝ untuk mengikuti akun Google News Kami agar anda tidak ketinggalan berita menarik lainnya |